KacamataDuit - Rhenald Kasali, guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, menyayangkan insiden yang terjalin pada dikala demonstrasi yang dicoba oleh supir taksi konvensional. Para pelakon taksi konvensional kandas menguasai menimpa ekonomi sharing, yang dengan giatnya dibesarkan oleh kanak- kanak jaman milenia, yang bisa melaksanakan efisiensi bayaran dalam jumlah besar, sehingga menciptakan produk dengan harga jual yang jauh lebih murah.
Ekonomi sharing ini telah terjalin di bermacam bidang bisnis, bukan cuma di bidang transportasi. Misalnya terdapat Airbnb.com di bidang akomodasi.
Airbnb.com bisa menghubungkan antara wisatawan yang memerlukan tempat buat menginap, dengan orang yang mempunyai rumah ataupun apartemen kosong yang bisa disewakan setiap hari. Dampaknya wisatawan telah tidak butuh membayar bayaran semahal harga kamar hotel lagi.
(Ilustrasi ekonomi sharing) |
Beberapa barang sisa yang tadinya menumpuk di gudang, nyatanya masih dapat dijual serta menciptakan duit. Muncullah aplikasi semacam e- bay serta OLX.
Buat shopping online juga telah terdapat TokoPedia serta BukaLapak, bagaikan tempat berkumpulnya para orang dagang online dalam jumlah banyak yang menawarkan bermacam berbagai produk.
Banyak orang yang tertarik buat berbelanja memakai aplikasi ini, sebab benda yang ditawarkannya lengkap serta murah. Murah sebab para pedagangnya dapat melaksanakan efisiensi bayaran sebab tidak butuh membuka toko konvensional.
Tantangan di bidang transportasi sesungguhnya bukan berasal dari aplikasi semacam gojek, grabtaxi, maupun uber. Masih terdapat satu aplikasi sharing lagi yang lebih dasyat, dengan nama Nebeng.com.
Dengan memakai aplikasi ini, seorang yang mempunyai mobil serta hendak berkendara sendirian, bisa menawarkan jasa buat membawakan orang lain yang hendak mengarah ke posisi yang sama.
Perihal ini bisa menguntungkan yang mempunyai mobil sebab bisa berbagi bayaran dengan penumpang yang nebeng. Penumpang juga diuntungkan sebab dapat mengarah ke tempat tujuan dengan bayaran yang lebih hemat dibanding transportasi universal.
KlikSaya.Com, web pasar periklanan online yang aku dirikan pada tahun 2007, tercantum salah satu aplikasi sharing di bidang periklanan online. KlikSaya. com menghubungkan antara orang yang mau memasang iklan online( pemasang iklan), dengan orang yang mempunyai tempat buat dipasangi iklan online( penerbit iklan).
Dengan menggunakan teknologi data, satu tempat iklan dapat di- sharing penggunaannya oleh banyak iklan, dengan metode perhitungan bayaran bersumber pada jumlah klik pada iklan, sehingga pemasang iklan bisa memasang iklan dengan harga yang sangat terjangkau, ialah diawali dari harga Rp. 50. 000 rupiah saja.
Web kabar online juga ikut menggunakan metode sharing ini buat memperkenalkan pemecahan iklan yang lebih terjangkau oleh warga. Portal kabar terbanyak di Indonesia, Detik.Com, saat ini menawarkan pemecahan yang jauh lebih murah buat memasang iklan di situsnya.
Tadinya pemasang iklan mesti booking satu tempat spesial buat iklannya, dengan bayaran iklan per hari yang menggapai puluhan juta. Tetapi saat ini bisa menggunakan tempat iklan yang sama cuma dengan bayaran diawali dari 200. 000 rupiah saja. Seluruh iklan yang aktif hendak mencuat secara bergantian, dengan jumlah tayang yang disesuaikan dengan budget tiap- tiap iklan.
Akhir Kata
Harga yang terus menjadi murah ini pastinya hendak bisa menjangkau pasar yang jauh lebih luas. Tadinya cuma korporasi besar yang mampu memasang iklan di Detik.com. Saat ini orang dagang online perorangan juga telah mampu memasang iklan di Detik.com. Iklan bisa dipesan lewat agen yang bekerja sama, semacam KlikSaya.Com.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar